SENJATA BERBURU BABI HUTAN - CELENG

Babi hutan atau celeng merupakan hewan yang memiliki ciri – ciri kaki yang pendek serta relatif tipis, mempunyai tulang yang pendek dan besar tetapi badan bagian belakang memanjang, berbeda dengan babi ternak yang berbadan lebih bulat. Wilayah di belakang tulang belikat naik ke punuk, leher pendek dan tebal. Dengan kepala yang besar dan gading yang ada dimulutnya, memudahkan babi hutan atau celeng ini menggali makanan yang ada di dalam tanah.

Salam satu laras untuk anda semua pembaca setia artikel spotburu. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai senjata apa saja yang dibutuhkan untuk berburu babi hutan. Untuk para pecinta spotburu, khususnya pemburu babi hutan atau biasa disebut celeng ini pasti sudah memiliki banyak pengalaman yang menarik, tetapi bagi para pemburu babi hutan yang masih pemula memang perlu mendalami teori berburu babi hutan atau celeng. Tapi jangan khawatir, saya akan membagikan pengalaman pribadi dan tips berburu babi hutan yang telah saya rangkum dalam artikel spotburu ini.

Perlu diketahui bahwa babi hutan atau celeng merupakan hewan yang berkulit tebal dan mempunyai indra penciuman yang cukup tajam. Sehingga kita harus cerdik ketika berburu babi hutan atau celeng ini. Dilihat dari senjata yang kita gunakan untuk menangkap celeng ini juga perlu anda ketahui. Memang penggunaan senapan menjadi senjata andalan para pemburu babi hutan. Tetapi anda juga tidak ada salahnya mencoba senjata lainnya yang digunakan untuk menangkap babi hutan, seperti senjata berburu babi hutan atau celeng berikut ini.

Menggunakan Jerat Atau Pethat

Senjata tradisional memang menjadi senjata yang paling disarankan oleh pemerintah karena ekosistem babi atau celeng ini juga tidak punah walaupun diburu terus menerus. Salah satu senjata tradisional untuk berburu babi adalah mengggunakan jerat atau pethat.

Tradisi orang-orang jaman dulu sebelum ada senapan atau senjata modern untuk menangkap babi hutan adalah dengan menggunakan sebuah jebakan atau jerat berupa tali tampar diikat ke sebuah batang bambu yang dipotong dan disandarkan di pohon besar yang disebut pethat.

Jebakan diletakkan di jalan setapak yang di dekat sumber air yang biasa dilewati babi hutan yang hendak minum air pada malam hari. Ketika babi hutan lewat dan kakinya menyengggol tali tampar, maka batang bambu akan mencuat ke atas sehingga kaki babi hutan terangkat ke atas bersama tali tampar.

Keesokan harinya anda bisa melihat jebakannya dan menangkap babi hutan untuk dibawa pulang. Tetapi dari pengalaman saya ketika berburu babi hutan dengan menggunakan jerat ini terkadang yang tertangkap adalah hewan lainnya seperti rusa atau kijang yang sedang melewati jebakan yang tadi sudah dipasang.

Menggunakan Anjing Pemburu

Penciuman anjing memang sangat tajam, apalagi kalau kita melatih anjing tersebut untuk keperluan berburu. Perburuan babi hutan di daerah pedalaman memang lebih banyak menggunakan anjing untuk berburu. Puluhan anjing dikerahkan untuk mengendus jejak babi hutan, dan setelah ketemu maka babi hutan akan dikejar dan dikeroyok oleh puluhan anjing-anjing yang buas dan terlatih.

Dari pengalaman saya menggunkaan anjing pemburu ini biasanya membawa peluit dan tombak serta parang atau senapan api untuk membunuh babi hutan yang sudah  terluka oleh gigitan anjing pemburu.

Jika saya meniup peluit atau berteriak, maka anjing-anjing pemburu tersebut akan terus mengejar babi hutan kemanapun ia lari. Setelah babi hutan tergigit dan dikeroyok anjing maka giliran saya dan teman – teman yang menangkapnya hidup – hidup atau dibunuh apabila masih memberontak bahkan menyerang ke kita, bisa dipastikan langsung ambil keputusan untuk menembaknya ditempat.

Menggunakan Jaring Kawat Bronjong

Kegiatan berburu dengan menggunakan kawat bronjong ini biasanya dilakukan oleh pemburu modern dan mempunyai modal yang besar untuk membeli perangkap jaring ini. cara menggunakan jaring kawat bronjong adalah dengan menempatkan jaring sepanjang berpuluh – puluh  meter dan dilingkarkan di semak belukar atau rerimbunan yang diduga ada sarang babi hutan di dalamnya. Kemudian mereka melepaskan sejumlah anjing pemburu di dalam lingkaran area jaring untuk mengusir babi hutan agar keluar dari sarang.

Dari pengalaman saya berburu babi hutan atau celeng dengan menggunakan jaring kawat bronjong ini adalah setelah keluar dari sarang maka babi hutan akan lari keluar dari semak belukar dan akhirnya menabrak jaring kawat bronjong yang telah dipasang di sekeliling semak belukar tersebut. Biasanya puluhan babi hutan yang tinggal di rerimbunan semak belukar atau alang-alang tersebut akan tertangkap semuanya dalam keadaan hidup.

Penggunaan perangkat dengan jaring bronjong ini memang sangat efisien dan tidak membahayakan kita ketika berburu. Keuntungan lainnya adalah ketika babi hutan yang masuk ke dalam jaring bronjong. Maka kita bisa memilih celeng yang bisa dibawa pulang, sedangkan celeng yang masih kecil bisa dilepas untuk menjaga habitat babi hutan atau celeng ini tetap lestari sehingga babi hutan juga tidak punah karena banyaknya perburuan.

Menggunakan Senapan

Banyaknya laporan dari penduduk yang ladangnya diserang oleh babi liar atau celeng ini membuat komunitas berburu mengambil langkah tegas untuk berburu dengan menggunkan senapan api dikarenakan pada wilayah tertentu memang habitat babi hutan ini meresahkan, sehingga perlu diberantas dan dibunuh.

Para pemburu lebih sering menggunakan senapan api berburu dengan kaliber besar untuk menembak hama babi hutan. Mereka biasanya mengendarai mobil off road pada malam hari dengan membawa lampu blor atau sejenis lampu senter berukuran besar menggunakan batere accu, kemudian mengelilingi ladang penduduk, padang rumput atau kawasan yang banyak babi hutannya yang menyerang tanaman diladang penduduk.

Biasanya pemburu dengan menggunakan mobil ini selalu waspada dan mengikuti jalannya lampu blor. Ketika target sudah terlihat, maka hitungan detik para pemburu langsung melepaskan tembakannya.

Namun dari pengalaman pribadi saya, untuk berburu babi hutan atau celeng ini lebih sering berdiam di atas pepohonan dan membuat tempat membidik kemudian menunggu gerombolan babi hutan yang melintas di bawah saya. Karena memang area perburuan biasanya tidak bisa dilewati oleh mobil, saya harus berjalan menulusuri hutan dan semak belukar dan membuat camp di atas pohon.

Rekomendasi saya untuk anda yang akan berburu babi hutan adalah pastikan bahwa wilayah perburuan anda memang dibolehkan berburu oleh pemerintah setempat dan hindari menembak target buruan yang berdekatan dengan rumah penduduk. Karena biasanya ketika seorang pemburu babi hutan yang menggunakan senapan api ini mengikuti larinya babi hutan tanpa melihat arah larinya peluru. Tindakan ini sangat berbahaya dan apabila anda ikut dalam komunitas menembak, maka patuhilah peraturan dalam berburu. Salam satu laras

Tweet